21 August 2015

Waktu: Nyawa Fotografer

Ada sebuah ungkapan bijak: waktu adalah uang! Profesi fotografer sepertinya harus mentautkan kalimat bernada semangat tersebut untuk melekat kepada dirinya. Meskipun ungkapan ini sering kita dengar dari para pelaku bisnis. Artinya, jangan meremehkan waktu, kalau tidak ingin kehilangan peluang bisnis.

Dalam dunia fotografi, jangan menganggap ringan persoalan waktu, kalau tidak ingin kehilangan moment. Bahkan ketekunan untuk berdisiplin dalam menjaga waktu menit per menit pada sebuah acara mutlak diperlukan.

Ada pengalaman menarik yang bisa dibuat pelajaran dari seorang fotografer yang bercerita kepada saya. Suatu saat dia mendapat job untuk meliput sebuah acara pernikahan. Dalam catatan jadwal yang terlampir acara pernikahan dimulai pukul 08:00. namun ia datang pada pukul 08:20.

Apa yang terbayang dalam benak anda melihat fotografer tersebut datang terlambat 20 menit! Pasti kacau! Dan benar saja. Dia datang tergopoh-gopoh tanpa melihat kiri-kanan masuk ke barisan depan, menyibak orang-orang yang duduk sempurna, yang sejak awal mereka setia menunggu acara di mulai.

Fotografer itu berhasil duduk di dekat lingkaran deretan paling depan di antara para keluarga dan undangan, bahkan persis di sisi kanan manten laki-laki. Namun tanpa diduga, tiba-tiba dia jatuh tersungkur di atas meja pernikahan, Braak!!. Sontak para undangan berteriak: “Allahu Akbar”! sambil menolahkan wajahnya ke arah sahabat saya.

Dia tersungkur lantaran pantatnya ditendang dari belakang oleh seorang bertubuh besar dan berambut panjang.

Dia menahan sakit pada dahinya serta malu yang tiada terkira, sambil menoleh ke belakang  dan berkata: “Semprol”! Dia marah!.

Namun kemarahan itu berubah dingin lantaran takut karena tahu bahwa yang menendangnya itu adalah preman terminal Bungurasih yang ia tahu --tanpa sengaja berpapasan-- beberapa hari di terminal sebelum hari akad pernikahan.

Dan yang lebih menyakitkan, kata sahabat saya: “Pulang kamu, nggak usah foto-fotoan. Tukang foto telat.!”

Preman itu menghardik sambil menunjuk-nunjukan jari ke arah muka sahabat saya.
Cerita ini memberi pelajaran berharga, bahwa sebagai fotografer harus punya komitmen yang kuat dalam menjaga waktu. Waktu adalah uang, waktu adalah peluang, waktu adalah keberhasilan dan waktu adalah kesuksesan. On time, Bro...!




No comments:

Post a Comment