29 August 2015

Membidik Multi Obyek Foto

Halo sobat, bagaimana kabar semuanya. Masih sehatkan? Ok, tetap semangat!
Artikel ini merupakan bagian kedua dari artikel yang pernah Dukun Foto tulis sebelumnya "Memotret Berbagai Obyek". Memang membicarakan tentang obyek seakan tidak ada puasnya. Semua kehidupan dalam alam ciptaan Tuhan yang teramat indah ini dapat dijadikan "sasaran tembak" mata lensa kamera. Tergantung dari sisi pandangan fotografer, apakah bisa mengexplor secara tuntas dan detil atau hanya mengambang di permukaan dan tidak menarik serta membosankan lalu ditinggalkan dan terpuruk ke dalam tong sampah. 

Ok, sobat! Sebagai lanjutan dari memotret berbagai obyek, ada bidikan lain yang bisa dijadikan pengetahuan tambahan untuk lebih eksis menguasai aneka bidikan foto.

Human Interest
Secara umum, memotret human interest itu biasanya tak disengaja, tanpa adanya perencanaan. Hal yang demikian sah-sah saja, tanpa ada aturan yang mengikat--wah seperti bicara hukum saja ya sobat. Namun mari pandangan ini coba kita perluas  memotret kegiatan manusia dengan suatu perencanaan yang baik. Perencanaan ini meliputi penentuan lokasi obyek human interest, jenis kegiatan yang akan dipotret dan perizinan--jika diperlukan. Bahkan diadakan hunting spot agar penentuan lokasi didapat dengan tepat.

Tujuan perencanaan pemotretan kegiatan manusia ini agar fotografer bisa menangkap ekspresi secara alami tanpa ada arahan dan setingan dari orang lain. Misalnya memotret seorang kakek pencari kayu bakar di pinggiran hutan desa, lalu menjualnya ke pasar hanya sekedar untuk mempertahankan hidupnya. Seorang fotografer harus bisa menangkap moment yang tepat dari kegiatan kakek ini dengan cara membidikan lensanya secara sembunyi-sembunyi. Di samping itu, fotografer harus bisa menghadirkan gambar dari angle yang berbeda, sehingga lebih bisa memberi pilihan gambar yang beraneka.

Memotret Makro
Membidik obyek makro membutuhkan jarak lensa dan obyek yang cukup dekat. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka diperlukan kamera digital yang pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas makro. Fotografer bisa memanfaatkan untuk memotret obyek yang kecil seperti serangga. Kejelian dan kepekaan intuisi fotografer dalam menangkap momen yang baik terhadap suatu obyek sangat membantu dalam menghadirkan gambar yang fokus dan warna yang kontras.

Meskipun foto makro menfokuskan pada faktor kedetilan obyek, namun pemotretannya harus juga mempertimbangkan faktor komposisi dan kedalaman ruang tajam (DOF, Depth Of Field) agar tampilan foto lebih menarik. 

Pada foto makro yang mengharuskan diambil dari jarak dekat, maka sudah barang tentu background dari obyek utama menjadi buram, ngeblur.

Still Life
Yang dimaksud foto still life adalah karya foto dengan obyek benda-benda mati, seperti patung, boneka, mainan, produk makanan dan sebagainya. Pilihan untuk memotret obyek stiil life ini tergantung selera fotografer, karena foto jenis ini lebih menyuguhkan pada nilai seni dibandingkan dengan kualitas fotonya. Namun demikian, perlu juga mempertimbangkan sudut pengambilan dan penataan lighting yang akurat. Pencahayaan  foto bisa dilakukan dengan cara mengatur jatuhnya sinar dengan menggeser atau memutar obyek sampai didapat pencahayaan yang tepat.

Malakukan pemotretan stiil life dilakukan secara ourdoor bisa memanfaatkan cahaya alami matahari dan waktu yang baik pada bagi hari tidak melebih jam 09:00 sedangkan waktu sore tidak melebihi pukul 17.00. Namun jika pemotretan dilakukan di dalam ruangan dengan memanfaatkan cahaya matahari, maka tempatkan benda yang akan difoto dekat jendela. Dengan demikian obyek akan mendapatkan sinar lembut dari samping jendela. 

Biasanya cara yang demikian akan menghasilkan gambar sempurna, karena bayangan obyek yang dihasilkan dari sinar samping jendela akan memberikan efek bayangan yang dramatis.

Sedangkan apabila mengadakan pemotretan dalam ruangan yang tidak didukung dengan cahaya yang cukup, maka langkah bijak yang harus ditempuh dengan menempatkan lampu duduk. Cahaya ini seringkali menghasilkan foto yang lebih baik daripada cahaya lampu kilat, karena sebaran sinarnya lebih terfokus pada satu titik suatu benda dan tak jarang menimbulkan bias dan ngepler.

Foto obyek benda mati membutuhkan pencahayaan yang baik. Oleh karena itu, fotografer harus memilih dengan pencahayaan manual serta bracketing untuk mendapatkan pencahayaan yang akurat. Untuk kamera yang berkompensasi pencahayaan, naikkan sebanyak satu hingga dua stop atau bisa dilakukan pengaturan kamera pada AEB--mode Auto Exposure Bracketing. Mode ini memungkinkan kamera memotret obyek sebanyak tiga kali secara kontinu dengan pencahayaan berbeda.

Dililhat dari keperluannya, foto stiil life bisa dipergunakan untuk berbagai kepentingan komersial maupun nonkomersial. Khusus untuk keperluan komersial, fotografer harus menghadirkan konsep yang baik dan diintegrasikan dengan keinginan klien, sehingga memiliki nilai jual dan menjadi sarana promosi yang menguntungkan klien. Dalam konteks ini, seorang fotografer produk misalnya, harus memahami teknik fotografi secara sempurna yang dipadukan dengan nilai seni yang tinggi.

Sobat semua pecinta fotografi, tetap semangat semoga menginspirasi.

28 August 2015

Keadilan Sumpah Atas Nama-Nya

Halo sobat semuanya! Masih tetap semangat?
Kali ini Dukun Foto akan menceritakan sebuah pengalaman yang barangkali bisa dibuat pelajaran dalam menjalankan tugas sebagai fotografer pernikahan. 

Pagi itu pukul 06:00 aku dengan beberapa crew mempersiapkan diri untuk menjalankan tugas meliput acara pernikahan di sekitar Babatan, suatu tempat di pinggiran kota Surabaya bagian selatan. Sebagai kebiasaan,  aku persiapkan mental yang "dingin" untuk mengawali pekerjaan. Bangunan perasaan mental yang enjoy ini aku letakkan sebagai dasar untuk mengerjakan profesi ini. 

Mulai menyusuri jalan Surabaya untuk menuju lokasi. Semua crew nampak heppy-heppy, karena jalanan Surabaya masih lengang lantaran aktifitas penduduknya belum menampakkan kesibukannya. Tiga puluh menit kemudian kami tiba dilokasi. Langkah pertama yang kami kerjakan adalah mempersiapakan semua peralatan untuk disetting karena pada pukul 08:30 acara pernikahan dimulai.

"Bro apakah peralatan sudah beres semua". "Beres bos!" Jawab crew penanggung jawab.
Di tengah persiapan itu, jedah antar waktu kami mengobrol dengan crew, keluarga penganten dan siapa saja bisa ikut nimbrung. Hal ini terbiasa kami lakukan untuk menjaga ketenangan dan menjalin keakraban dengan keluarga pengantin. Terkadang ada humor-humor yang bisa menyegarkan mental. Di samping itu kondisi santai ini bisa dipakai  mengenali spot untuk angle pangambilan gambar.

Waktu menunjukkan pukul 08:25 acara akad nikah dimulai. Sepanjang waktu prosesi ijab-qabul berjalan lancar dan normal. Keluarga dan teman pengantin bergantian foto bersama dan  happy. Liputan prosesi juga bagus dan terdokumentasikan dengan baik. Foto pose dalam kamar manten pun kami kerjakan, karena ini merupakan bagian "yang wajib" dilakukan. Seoalah tidak lengkap dan "kuwalat"  jika tidak melakukan sesi pemotretan kamar.

Sebelum pengambilan gambar dimulai, kami ngobrol akrab dulu dengan penganten agar mood masing-masing bisa muncul dan terjalin keserasian dan kesamaan ide antara keinginan pengantin dan fotografer. Tidak hanya itu, perias manten dan crewnya juga ikut ambil bagian dalam sesi pemotretan ini, kerana perias sangat dibutuhkan sebagai penanggung jawab rias. 

Untuk kedua kalinya, kami melakukan rehat sejenak melepas kepenatan setelah menjalani tugas peliputan. Pukul 11:00 WIB para tamu undangan hadir dan resepsi berlangsung mengalir sebagaimana lazimnya, bahkan tampak semua bergembira. Lantunan penyanyi dengan suara merdu menghibur undangan. Di meja catering semua makanan tersaji dengan baik dan undangan sangat menikmatinya.Pukul 14:15 WIB acara selesai. Kami pamitan kepada pengantin dan keluarganya.

Kembali kami menyusuri jalanan kota Surabaya. Namun kali ini berbeda, jalan-jalan pada macet, terkadang mengundang emosi karena melihat ulah sebagian pengendara yang perilakunya membahayakan pengguna jalan lain. 

"Waduh, kok bisa ya nyetir seperti itu." 
"Sabar bos, dia bosan hidup kali." Rupanya crew ini tidak kalah jengkel melihat aksi pengendara itu yang hampir menabrak orang.

Memang sudah menjadi "makanan" sehari-hari buat penduduk yang hidup di kota metropolitan seperti Surabaya ini. Pertambahan jumlah penduduk dan penjualan kendaraan yang meningkat setiap tahun menjadi penyumbang penyumbatan terbesar. 

"Bos, belok kiri, lupa rumah ya."
"Oh, iya Bro." Ucapan crew itu mengagetkan saya.

Belum lama kami istirahat, ada panggilan dari Ketua Wedding Organizer, yang isinya agar semua crew dokumentasi untuk kembali ke rumah pengantin. Sampai di rumah itu sudah ada peris dan crewnya, MC, Player Electun dan penyanyi serta catering dan anak buahnya.Dalam pikiran kami semua bertanya-tanya dan menduga-duga, mengapa semua pendukung acara dikumpulkan. Apakah ada yang salah.

"Maaf, Anda saya kumpulkan di tempat ini kembali, karena pengantin kehilangan, uang, HP, cincin dan surat-surat lain", kata ketua WO mengawali pembicaraan.
"Saya berharap barang kali di antara crew ini ada yang mengambilnya, tolong dikembalikan."

Perkataan ketua WO itu membuat bertanya-tanya di antara kami. Suasana hening, semua tidak ada yang bicara. 

"Kalau semua tidak ada yang bicara, tidak ada yang mengaku, harus berani minum air yang ada di botol ini." Kata ketua WO dengan nada kesal, sambil memandang saya.

Tim dokumentasi "merasa tertuduh", karena cara memandang ketua WO tadi penuh curiga. Saya baru ingat kalau crew foto dan video tadi meletakkan kamera di dalam kamar pengantin, dengan tujuan supaya kamera aman, yang waktu itu kamar kosong penghuni. "Apakah karena ini, ya."

Sudah menjadi tradisi khususnya di Pulau Jawa bahwa untuk membuktikan tidak bersalah dari sebuah tuduhan--khususnya barang hilang-- harus berani meminum air yang sudah diberi do'a. Dengan perasaan masing-masing, kami semua satu persatu meminum air itu. Tindakan minum air ini tidak menimbulkan reaksi apapun. Semua rileks, sedingin air yang ada di dalam botol itu.

Ketua WO itu kelihatan panik, sementara tuduhan tuan rumah semakin keras, lantaran cara mendeteksi dengan minum "air sakti" itu tidak menunjukkan hasil. Ruangan  semakin gaduh, karena semua bicara tidak ada yang mau mengalah. Saya mengusulkan agar semua bersumpah atas nama Allah!. Karena bagi saya, tidak ada hukum yang lebih tinggi, selain hukum Allah. Tidak ada cara yang bermartabat, selain aturan Allah.

Bismillahirrahmanirrahim!
Saya bersumpah: "Demi Allah saya tidak mengambil barang seperti yang dituduhkan, jika saya berbohong dan mengambil barang itu, semoga laknat Allah menimpa saya dan keluarga saya. Namun sebaliknya, jika tuduhan itu tidak terbukti bahwa saya yang mengambil, semoga laknat Allah menimpa kepada yang menuduh dan keluarganya."

Saya mengawali sumpah itu karena saya yang mengusulkan.  Ucapan kalimat itu diulang diucapkan oleh yang lain, termasuk crew saya  yang memasukkan kamera di kamar pengantin. Namun atas kebesaran dan kekuasaan Allah, tiba-tiba ada seorang dari keluargannya yang sejak awal duduk agak menjauh--tidak ikut minum air sakti-- seperti menjaga jarak dengan kami.

"Sebelumnya saya mohon maaf atas semua ini, sebenarnya barang-barang yang dituduhkan itu tadi, saya yang mengambil dan akan saya kembalikan kepada pihak keluarga."
"Allahu Akbar!" Spontan saya ucapkan.

                                                                            ***

Sobat semua pecinta fotografi, ada pelajaran yang bisa kita ambil. Pertama, tetaplah bertindak profesional dalam menjalankan tugas. Kedua: sebaiknya ketika memasuki kamar,  karena keperluan suatu hal, harus ada pihak keluarga atau pengantin yang mendampingi dalam kamar, sehingga bisa terhindar dari tuduhan seperti crew tadi. Ketiga, Tetaplah berbesar hati meski kita merasa dipojokkan.

OK semua! Tetap semangat! Semoga memberi inspirasi.


27 August 2015

Fotografi Perkawinan Tradisional

Ok, untuk sobat  semua pecinta fotografi. Kali ini Dukun Foto akan menuangkan pengalamannya selama menekuni bidang fotografi Perkawinan. Banyak suka-duka terjadi saat menjalani profesi ini. Ada kejadian-kejadian lucu terkadang mengundang tawa sekaligus sedih, seperti ketika menjumpai prosesi akad nikah di mana manten laki-laki--entah latah atau kurang konsentrasi-- menirukan perkataan penghulu. "Saudara saya nikahkan dengan saudari Wulan (bukan nama sebenarnya) yang walinya sudah pasrah kepada saya dengan maskawin uang Rp. 2.715.000,- TUNAI." Spontan: "TUUUNAI"!: "Lho...." kata para undangan. Kontan saja semua undangan tertawa lebar, walaupun hanya sesaat. Di bagian lain, ada yang kelihatan sedih kecewa, karena anaknya yang mengucapkan ijab-qabul salah dalam menjawab.

Sobat semua, tetap semangat!
Hari pernikahan adalah a landmark accacion in a person's life. Fotografer harus memperlakukan foto pernikahan dengan tanggung jawab besar. Seolah-olah itu peristiwa paling penting dan bersejarah bagi fotografer sendiri. 

Semua unsur terlibat untuk merancang sebuah perhelatan akbar, maka seharusnya fotografer dapat mengabadikannya dengan sempurna.

Sebuah moment yang tak terlupakan selama hidup adalah sebuah perkawinan. Ada perencanaan dan pengorganisasian, demi menyambut momen bahagia tersebut. Banyak yang harus dipersiapkan, seperti anggaran biaya dan keterlibatan emosional kedua keluarga. Namun apakah momen indah itu haarus terlupakan, Tidak. Dalam pandangan ini, pentingnya sebuah sarana untuk "memutar" kembali ingatan terindah itu, yaitu dokumen foto perkawinan.

Seorang fotografer perkawinan  profesional dan telah punya jam terbang tinggi yang akan mampu meliput dan menangkap momen spesial itu. Maka dalam realitas di lapangan, ada fotografer yang over job, namun di sisi lain ada fotografer yang tidak kunjung mendapat order meski telah berpromosi secara gigih. Kenapa begitu, karena tingkat profesionalisme fotografer berbeda dan bertingkat. 

Dalam pandangan sebagian pengantin, fotografer perkawinan adalah orang yang bisa mengarahkan dan memberikan pilihan berbagai pose. Pendokumentasian yang baik bukan hanya bicara proses yang menyenangkan, namun juga hasil akhir dari sebuah proses, yaitu foto yang baik. Sedangkan fotografer perkawinan yang baik mampu menangkap spirit atau jiwa hari pernikahan.

Mempelai Harus Tampak Cantik
Hasil foto cantik itu adalah foto yang baik pencahayaannya, indah komposisinya, bagus cetakannya, bisa menangkap ekspresi yang bahagia, yang membuat pengantin dan keluarga nampak bahagia dan menyenangkan. 

Dalam konteks ini tidak sepatutnya seorang fotografer perkawinan menampilkan foto saat mata melotot, mulut melebar yang menampakkan gigi besar tidak lengkap, dan hal pose lain yang tidak enak dipandang, meski itu menurut fotografer candid. Sekali lagi kita tidak sedang menampilkan sisi buruk dari sebuah momen perkawinan.

Semua Terliput
Pengantin menjadi pusat perhatian dari seluruh keluarga, teman dan semua undangan yang hadir. Namun tidak berarti dari sisi lain seperti pernik-pernik pernikahan tidak tercover. Mengabadikan sebuah acara perkawinan sama dengan mengabadikan seluruh aspek, benda pelengkap dan semua manusia yang terlibat dalam acara itu.

Hal yang tidak boleh terlewatkan untuk diabadikan adalah pengapit pengantin, orang tua, saudara, pagar ayu, pagar bagus, panitia seksi hiburan. Fotografer harus juga mengamati dengan cermat jika dalam undangan itu ada tamu penting yang harus difoto, seperti tamu pejabat, para tokoh ataupun artis.

Pendukung acara juga harus didokumentasikan dengan baik, seperti dekorasi pelaminan, dekorasi catering dan meja penyajiannya, baju pengantin dan segala hiasannya, souvenir, kendaraan pengantin, banhkan rangkaian bunga ucapan selamat.

Pengantin telah membayar mahal untuk menghadirkan di hari happy wedding-nya dan umumnya merreka menempatkan kemewahan sebagai tujuan. Karena itu perjuangan fotografer untuk mendapatkan kemewahan hadir dalam album pernikahannya mutlak harus didapatkan.

Dalam konteks untuk bisa menangkap seluruh moment, Dukun Foto membagi sebuah foto perkawinan itu meliputi jurnalis, candid, potrait.

Foto Jurnalis
Fotografi perkawinan dengan gaya jurnalistik merekam sebuah acara perkawinan dengan alur cerita yang jelas dan mengalir secara natural yang mengandung jawaban atas pertanyaan: What, Who, Why, When, Where and Haw dengan istilah 5W.

Candid
Fotografi perkawinan jenis candid adalah upaya merekam sebuah acara perkawinan secara apa adanya natural original, tanpa adanya arahan kepada obyek potret. Suasana dibiarkan mengalir sesuai dengan mood yang terjadi saat acara itu berlangsung, tidak direncanakan, spontan dan apa adanya.

Potrait
Secara umum, fotografi potrait adalah foto tetang manusia yang dominan pada ekspresi wajah atau profesinya. Untuk wedding photography, kesempatan melakukan foto potrait adalah saat pengantin dan keluarga berpose di studio atau pelaminan. Foto potrait bertujuan untuk mengeksplor ekspresi wajah "cantik" sekaligus menampilkan kesempurnaan rias pengantin. Hadirkan kecantikan pengantin dengan menampilkan berbagai pose indah dan mewah. Tampilkan detail gaun pengantin yang dipakai, agar nampak kemewahan secara total.






Ok sobat semua, rileks sebentar ya. Tunggu artikel berikutnya. Tetap semangat! Semoga menginspirasi.





26 August 2015

Memotret Berbagai Obyek

Membidik Satu Orang
Selain memperhatikan komposisi, dalam memotret orang, titik fokus lensa harus diarahkan kepada mata. Hasil foto manusia dengan mata buram tentu tidak bisa dinikmati. Lalu bagaimana jika sobat ingin memotret orang yang berlatar belakang kedung atau bangunan, apakah harus tetap mengarahkan fokus kepada mata? Memotret satu orang dengan background gedung harus mempertimbangkan Point Of Interes. Kalau yang ditonjolkan obyek manusia, maka porsi manusia harus lebih kuat dari pada latarnya. Artinya, tempatkan obyek satu orang itu pada posisi yang enak dilihat dan sebaiknya tidak perlu mengikutsertakan seluruh obyek bangunan secara utuh. Di samping itu, memposisikan satu obyek orang dengan latar belakang gedung tidak selalu dihadapkan lurus kepada lensa kamera, melainkan bisa pada posisi serong, duduk, melipat tangan dan sebagainya.

Ada hal lain yang layak diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memotret orang tunggal, yaitu ekspresi wajah. Gali ekspresi wajah cantik obyek lebih banyak. Arahkan obyek agar lebih rileks dan banyak tersenyum. Jangan mengambil gambar sebelum obyek bisa santai. 

Ada pengalaman menarik ketika Dukun Foto memotret sepasang manten di dalam kamarnya, setelah akad nikah selesai. Selama prosesi akad nikah, sepasang manten ini tidak pernah memperlihatkan senyum sama sekali. 

Wajahnya terlihat tegang seperti orang ketakuan yang luar biasa dan berkeringat dingin. Setiap kali akan diambilkan gambar, wajahnya menampakan tegang dan kalau dipaksakan dipotret pasti hasilnya tidak bagus. Dalam benak Dukun Foto, bagaimana caranya agar pasangan manten ini bisa agak rileks meski tidak harus senyum. 

                                                                         ***

Prosesi akad nikah selesai. Giliran sesi pemotretan dalam kamar manten--karena menjadi "kewajiban" harus difoto-- yang  telah dihias sangat menarik. Hal pertama yang dilakukkan Dukun Foto adalah mempersilahkan pasangan  manten untuk masuk ke kamar, sebab mereka tidak mengambil inisiatif untuk segera masuk. Tindakan kedua, membatasi crew untuk terlibat dalam sesi pemotretan kamar. Tujuannya adalah agar tidak menambah ribet suasana yang barang kali tidak membuat nyaman manten selama di dalam ruangan. Ketiga, menutup kamar manten, agar suasana makin kondusif. Membiarkan kamar manten terbuka saat pemotretan bisa mengganggu "kekhusukan" dalam pemotretan. 

Untuk membuka suasana menjadi cair--karena sejak awal membeku seperti es-- yaitu menyapa mempelai berdua. Mengapa tadi mas kelihatan tegang dan pucat. Oh, tadi itu saya merasakan perut mules yang hebat, karena tadi malam gak tidur dan sekarang kembung. Lalu mbak tadi kok jadi ikut tegang? Wah, bagaimana tidak tegang bos, saya sendiri ikut bingung melihat tingkahnya. Ok, ok! Oh begitu. Bagaimana sekarang sudah baikan, mas? Mending, bos. Fotografer harus siap dalam situasi apapun, termasuk menunggu dan menciptakan moment yang pas sebelum beraksi memotret. Karena moment yang tepat sebenarnya merupakan "ruh" sebuah foto, meskipun gambar itu "tidak hidup" alias statis.

Membidik Kelompok
Memotret orang lebih dari satu jauh lebih sulit daripada orang tunggal. Sebelum melakukan pemotretan terlebih dahulu dilakukan penataan posisi dan pose. Jika pemotretan obyeknya "agak resmi" seperti karyawan kantor yang berpakaian formal, posisi yang dianggap bagus adalah mengahadap ke kamera dan sedikit tersenyum.

Lain lagi kalau memotret kelompok dalam ruangan. Melakukan pemotretan pada kelompok orang yang berada di dalam ruangan dibutuhkan kejelian ekstra, karena pada umumnya terkendala masalah minimnya cahaya yang berada dalam ruangan. Kalau memungkinkan untuk memilih tempat, pilihlah tempat yang banyak sumber cahayanya. Jika tidak memungkinkan, memakai pijakan kamera (tripot) merupakan pilihan tepat saat memotret dengan kondisi minim cahaya, karena kamera harus diset pada bukaan diafragma besar dan shutter speed rendah. Penggunaan lampu fill in flash ikut andil bagian dalam memperoleh gambar yang terang, karena sebaran lampu flash di area ruangan sekitar pengambilan gambar menjadi rata.

Memotret Pemandangan (Landscape)
Jika sobat semua memilki hobi melakukan pejalanan dengan  membawa kamera, luangkan waktu untuk mengambil gambar panorama alam. Dalam memotret view alam yang sangat indah itu dibutuhkan ruang yang lebar. Oleh karena itu pilihannya adalah gambar berbentuk empat persegi panjang, tidak seperti foto potrait.

Keunggulan dan keberhasilan penilaian foto landscape ditentukan oleh kejelian fotografer dalam mengolah komposisi. Oleh karena itu, fotografer sebaiknya memperhatikan latar depan, latar belakang, perspektif (angle) dengan komposisi ruang foto yang selaras dan harmonis.

Cahaya yang bagus untuk foto landscape adalah memanfaatkan cahaya alam, karena tidak mungkin menggunakan lampu flash yang akan kalah dengan cahaya alam yang lebih kuat. Cahaya alam yang mendukung untuk kegiatan memotret adalah sekitar jam 09:00 dan pukul 16:00, karena cahayanya masih lembut. Jangan terburu untuk memotret sebelum mendapat moment yang pas. Oleh karena itu, kesabaran, ketenangan batin, dan kejelian fotografer berperan besar dalam memperoeh foto bagus.

Ok! sobat semua, tetap semangat dan bervisi ke depan. Semoga menginspirasi.

Sudut Pengambilan Gambar (Angle)

Penentuan sudut pengambilan gambar ini seratus persen ditentukan oleh fotografer sendiri. Artinya, dari sudut mana fotogafer membidikan kamera ke arah gambar yang akan diambil supaya menghasilkan foto yang bagus. Dalam hal ini imajinasi dan kreatifitas sang fotografer sangat membantu dalam menghasilkan karya terbaiknya. 

Foto yang dihasilkan bisa kurang maksimal bila fotogrfer kurang jeli dalam mengeksplor sudut-sudut pengambilan gambar. Hasil foto bisa berbeda  saat dua fotografer memotret satu obyek dalam satu lokasi, karena masing-masing fotografer mengambil posisi yang berseberangan. Angle yang baik tercipta dari kejelian, imajinasi dan kreatifitas dari fotografer sendiri. 

Eye Level View Angle
Pilihan sudut pengambilan gambar ini standar sangat umum, yaitu posisi sudut kamera yang segaris-lurus dengan pandangan mata. Model seperti ini biasanya dilakukan bagi para pemula fotografi. Foto yang dihasilkan dari angle ini kurang menarik. Kalaupun terpaksa harus memutuskan untuk memotret seperti angle ini, obyek yang dipilih harus menarik dan cukup unik. Sebeb kalau tidak, foto kelihatan membosankan, karena angle dan obyek foto tidak ada nilai lebih.

Low Angle
Pengertian low angle ini adalah pengambilan obyek foto yang dilakukan dari bawah. Artinya posisi obyek lebih tinggi dari posisi kamera. Hal ini biasa dilakukan oleh fotografer saat memotret fashion show. Pengambilan gambar seperti model ini sebenarnya cukup menarik, asal fotografer pandai mengatur komposisinya. Foto dengan pengambilan sudut pandang seperti ini hasilnya mengesankan megah dan mewah.

High Angle
IMG_9908copy
Pemotretan obyek secara high angle adalah kebalikan dari cara low angle. Posisi kamera dan fotografer di atas lebih tinggi dari posisi obyek yang akan difoto. Model high angle ini bertujuan untuk menceritakan situasi secara keseluruhan, tanpa menonjolkan obyek tertentu, misalkan memotret orang yang sedang makan di suatu tempat, orang-orang yang sedang berada di suatu keramaian dan sebagainya.




Jarak Pemotretan
Yang dimaksud dengan jarak pemotretan adalah jarak antara posisi kamera dengan posisi obyek yang akan dieksekusi. Pemanfaatan jarak kurang ideal ini sering dilupakan oleh para pemula. Hal ini sangat berpengaruh dengan ketajaman gambar obyek yang difoto. Apalagi dalam melakukan pemotretan menggunakan mode manual fokus, pasti gambarnya ngeblur.

Sobat pecinta fotografi semua. Hal lain yang tidak kalah penting dalam memotret adalah memperhatikan latar belakang (background). Pemilihan latar belakang yang kondisinya cukup bagus dan enak dipandang wajib menjadi pertimbangan utama. Pemanfaatan latar belakang ini sangat berpengaruh terhadaap kenyamanan foto saat dilihat. Seperti saat memotret orang di taman, sebaiknya dicarikan background yang sesuai dengan pakaian dan warna yang digunakan.Kesalahan yang sering terjadi adalah ketika perhatian fotografer lebih banyak tertuju pada obyek utama, sehingga lupa akan pentingnya pemilihan background yang selaras dan cocok.

Selain ada latar belakang obyek, ada juga latar depan obyek (foreground). Saat melakukan kegiatan pemotretan suatu obyek, jarang sekali fotografer memanfaatkan latar depan. Pada sebagian pendapat fotografer, bahwa latar depan ini mengganggu keserasian obyek utama. Namun jika jeli dalam memanfaatkan latar depan ini, hasil fotonya keihatan menarik, seperti memposisikan latar depan sebagai pemanis bingkai. Ok, sobat sampai di sini dulu. Semoga tulisan ini menambah kekayaan pemahaman sobat terhadap fotografi dan dapat menginspirasi.

25 August 2015

Pencahayaan (Exposure)

Sobat semua, kita lanjutkan pembahasan pembelajaran fotografi ini dari sisi "Pencahayaan". Pengaturan pencahayaan dalam fotografi merupakan kunci keberhasilan dalam mendapatkan gambar bagus. Pengaturan pencahayaan ini sangat berhubungan sekali dengan pengaturan diafragma dan shutter speed, seperti yang sobat baca pada artikel sebelumnya. 

Nah, kalau sobat sudah memahami sepenuhnya pengaturan diafragma dan shutter speed, maka akan memudahkan sobat semua dalam melakukan pengaturan pencahayaan. Dalam hal ini, kita memakai pilihan mode Manual, karena dengan mode ini sebenarnya kebutuhan cahaya yang masuk melalui lensa kamera dapat kita kendalikan. Sedangkan bila memakai mode auto, maka pengendalian cahaya sepenuhnya akan diatur oleh kamera, dan hasilnya kurang memuaskan tidak seperti yang diharapkan.

Pengaturan pencahayaan yang benar akan menghasilkan foto-foto bagus. Jika sobat ingin melakukan pemotretan di luar ruangan (outdoor) sangat disarankan pada pagi hari sebelum pukul 09:00 atau sore hari di atas pukul 16:00, karena cahaya matahari pada dua waktu ini tidak terlalu kuat.

Over Exposure
Over exposure adalah cahaya berlebihan yang masuk pada kamera. Penyebabnya adalah pengaturan aperture (besarnya bukaan diafragma) dan shutter speed tidak sesuai. 

Lalu pedoman apa yang bisa kita pakai agar hasil foto kita mendapat cahaya yang tepat. Sobat semua! Kita memakai pedoman garis metering. Garis ini terdapat dalam kamera, dan bisa dilihat pada saat sobat mendekatkan mata pada view kamera. Garis meter ini biasanya berwarna kuning. Pada bentangan garis itu terlihat tanda minus pada ujung kirinya dan ada angka Nol di tengahnya, sedangkan pada ujung sebelah kanan ada tanda Plus. 

Sobat semua! Untuk menghasilkan gambar yang bagus, maka kita harus menempatkan light meter itu ke titik tengah, yaitu angka nol. Jika light meter itu pada posisi minus (-1 stop), maka gambar yang dihasilkan akan kelihatan gelap. Sebaliknya, jika tanda light meter itu diposisi +1 Stop, maka gambarnya over exposure.

Under Exposure
Kekurangan cahaya ini penyebabnya dari kebalikan over exposure, yaitu jika cahaya yang masuk ke kamera kurang dalam menyinari obyek--dalam proses mirror object-- maka hasil fotonya gelap. Hal ini juga  karena kurang tepat dalam menyelaraskan shutter speed dan diafargma (aperture).

Cahaya Dari Depan Obyek
IMG_0300
Memotret obyek yang menghadap ke arah sumber cahaya membuat obyek mendapat cahaya secara merata dan tampak jelas. Pengaturan light meter ditempatkan pada posisi angka nol, yang artinya obyek akan mendapat cahaya secara cukup.

Cahaya dari Belakang Obyek (Beck Light)
Dalam hal ini obyek membelakngi sumber cahaya, sedangkan fotografer menghadap cahaya. Jika sobat menempatkan light meter pada posisi angka nol, maka dapat dipastikan hasil fotonya gelap. Untuk menyiasatinya, sobat harus menempatkan light meter pada posisi +1Stop, yang artinya lubang bukaan diafragma akan lebih besar yang berarti cahaya yang masuk akan semakin banyak.

Cahaya dari Atas
Memotret obyek dengan cahaya datang dari atas--kalau tanpa ada cahaya lain-- sebenarnya hasilnya fotonya kurang bagus. Seperti saat kita memotret orang di siang hari, di mana sebagian wajahnya akan tertutupi oleh bayangan, karena cahaya tidak merata menerpa obyek.

Komposisi Foto

IMG_9841
Halo sobat jumpa lagi dengan Dukun Foto. Kali ini akan membahas komposisi dalam membingkai obyek. Foto yang dihasilkan dengan menyertakan dan mempertimbangkan komposisi hasil gambar hasilnya jauh akan lebih menarik (eye catching) dibandingkan dengan foto yang diambil tanpa mempertimbangkan komposisi. Ibarat meracik bumbu masak nih, mengkomposisi itu jauh lebih enak dan sedap dibanding dengan yang asal-asalan mencampur, karena semua jenis rempa dimasukkan tanpa mempertimbangkan ukuran. Kacau rasanya! Bisa jadi kelewat asin dan pedas, ha!

Secara sederhana, komposisi adalah cara menata elemen-elemen dalam gambar. Elemen-elemen ini mencakup: garis, bentuk, warna dan cahaya gelap-terang. Ok! sobat kita akan mempelajari beberapa teori komposisi dalam fotografi. Ikuti penjelasan Dukun Foto di bawah ini, jangan bosan ya!

POI (Point Of Interest)
Sobat! Sebelum melakukan pemotretan terhadap obyek, sebaiknya ditentukan dulu apa yang akan ditonjolkan dalam foto sobat. Cara demikian ini komunitas fotografi sering disebut dengan POI.

Cara menonjolkan foto bisa dilakukan dengan zoom-in, mengatur angle (sudut pandang pengambilan gambar), membuat background ngeblur atau gelap. Meskipun ini bisa dilakukan dengan bantuan shofware pengedit gambar, namun sebaiknya pengkomposisian obyek itu dilakukan di lapangan saat pemotretan. Hal ini bisa melatih kepekaan insting dan kejelian sobat dalam menentukan POI.

Aturan Sepertiga Area
Aturan area ini bukan hanya dominasi permainan sepak bola atau bulutangkis, dan bahkan tempat parkir saja sobat! Ah, kayak tukang parkir rebutan wilayah aja. Namun aturan pembagian atau pemetaan wilayah juga bisa diterapkan dalam seni fotografi. 

Aturan sepertiga area paling sering digunakan sebagai acuan komposisi foto. Aturan ini membagi penempatan obyek foto menjadi tiga area. Maksudnya, buatlah gambar empat persegi panjang (landscape) lalu gambar itu dibagi tiga potongan. Nah, saat sobat memotret suatu obyek seperti manusia misalnya, tempatkan obyek itu di bagian satu pertiga dari bingkai persegi panjang. Menempatkan obyek dengan aturan sepertiga area membuat foto lebih enak dilihat dan harmonis.

Garis dan Perspektif
IMG_9470
Garis merupakan salah satu komposisi yang membuat foto sobat kelihatan lebih menarik. Komposisi garis ini tidak hanya terdiri dari garis lurus atau garis lengkungan saja, bahkan bisa kombinasi dari garis lurus dan lengkungan. Sobat bisa mencoba memotret pada sebuah jembatan yang terdiri dari garis lurus dan lengkungan, tepatnya jembatan bergaris melengkung dan menikung. Garis melengkung yang teratur akan membentuk sebuah komposisi yang menarik.

Framing
Framing dalam fotografi adalah cara sobat memberikan suatu dimensi ruang pada obyek yang dipotret. Contoh yang paling sering digunakan adalah ketika sobat memotret gedung dengan latar depan ranting-ranting seakan membentuk sebuah frame (bingkai) di tepi foto.

Ok, sobat pecinnta fotografi, jaga dirimu dan tetao semangat!

24 August 2015

Dasar-dasar Fotografi

Halo sobat semua. Kali ini Dukun Foto akan membahas  materi fotografi. Untuk sobat yang baru berminat belajar teknik dasar fotografi, hal yang paling mendasar perlu dirumuskan adalah: dari mana kita harus memulai belajar. Sebab tanpa ada pemahaman seperti ini, tidak sedikit para pemula bingung mengawalinya.

Namun demikian, dalam konteks di atas, sobat harus memahami dulu bagaimana memfungsikan kamera dengan benar dan pelajari fitur-fiturnya. Baca dulu petunjuk masing masing fitur dengan baik, agar nanti dalam mengoperasionalkan camera tidak terjadi human error.

Ada tiga dasar fotografi yang harus sobat pahami dengan benar:
1. Shutter Speed
Sfutter speed dalam bahasa yang sederhana adalah kecepatan rana. Apa yang disebut shutter speed, untuk selanjutnya disebut Rana. Rana adalah kecepatan kamera dalam membekukan obyek. Nilai kecepatan Rana akan mempengaruhi terhadap besarnya cahaya yang dihasilkan. Semakin rendah nilai kecepatan Rana, maka semakin terang cahaya yang dihasilkan. Demikian sebaliknya, jika nilai kecepatan Rana tinggi, maka cahaya yang dihasilkan semakin rendah (gelap).

Rana yang terdapat pada tiap kamera berbeda, tergantung tipe dan merk. Setiap pabrikan mengeluarkan release kamera baru, maka biasanya nilai Rana juga semakin tinggi, seperti tertera 4" sampai 1/6500. Dalam penerapannya, jika memotret pada kondisi cuaca terang benderang dengan nilai Rana rendah (kecil) maka hasil foto akan over exposure (ngepler). Demikian sebaliknya, jika memotret pada kondisi kurang cahaya dengan menggunakan kecepatan tinggi, maka hasil foto akan under exposure (gelap). Cobalah berlatih memotret obyek pada satu kondisi, lalu ubah nilai Rana secara berbeda-beda. Amati dan bandingkan hasil gambarnya.

Pengaturan Rana juga difungsikan untuk memotret obyek bergerak dengan kecepatan tinggi, misalnya jika sobat memoret orang yang sedang bersepeda, maka untuk menghasilkan obyek yang jelas dan terang harus menggunakan Rana nilai tinggi. Jika menggunakan kecepatan Rana rendah, maka hasil fotonya akan buram (ngeblur).

Lalu bagaimana kalau memotret pada situasi mendung atau kurang cahaya? Maka sobat harus menggunakan kecepatan Rana rendah, namun jangan sampai tangan gemetar (shaking), karena akan mempengarui fokus kamera dalam menangkap dan membekukan obyek. Hal yang bisa dilakukan sobat adalah dengan menarik napas panjang sebelum menekan tombol Rana. Yang kedua, usahakan bersandar pada benda--kalau ada. Yang ketiga, cara yang paling aman adalah memakai kaki penyangga (tripod).

2. Aperture (Diafragma)
Aperture adalah besarnya bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya masuk pada kamera. Dalam bahasa awam, diafragma dianalogikan seperti lampu yang dapat diatur volume gelap-terangnya. Secara teknis fotografi, aperture sebagai perbandingan antara jarak fokus lensa dengan diameter dari diafragma saat itu. Misalnya lensa diatur dengan bukaan diafragma f/8, maka terang-gelapnya akan sama dengan panjang fokal lensa (zomm) yang berbeda.

Bagaimana mengatur bukaan diafragma di saat memotret suatu obyek pada suatu tempat? Semuanya itu tergantung pada situasi cahaya yang ada pada saat memotret. Jika pada saat pengambilan gambar situasi cahaya berkurang atau redup, maka dibutuhkan bukaan diafragma besar--yang artinya nilai angka pada diafragma kecil--, sehingga cahaya yang masuk pada kamera akan besar (terang). Sebaliknya, jika pada saat memotret situasi tempatnya terang, maka dibutuhkan bukaan diafragma dengan nilai kecil, seperti f/8 sampai f/11 dan seterusnya, sehingga cahaya yang masuk pada kamera akan semakin kecil cahayanya.

Prinsip pengaturan diafragma adalah semakain kecil nilai f/stop (nilai angka)nya, maka bukaan diafragma semakin besar atau lebar, sehingga cahaya yang masuk pada kamera semakin terang. Sebaliknya, jika semakin tinggi nilai bukaan diafragmanya, seperti f/11, maka semakin kecil bukaan diafragmanya, sehingga cahaya yang masuk pada kameran intensinya semakin kecil (gambar gelap kurang cahaya). Bagaimana kalau saat memotret dalam kondisi cahaya terang benderang dipaksakan memakai bukaan diafragma dengan nilai angka kecil, maka cahaya yang masuk pada kamera intensitasnya besar (over exposure), sehingga obyek yang dihasilkan akan kelebihan cahaya (ngepler).

Di samping itu, pengaturan diafragma akan berpengaruh kepada ruang ketajaman gambar (fokusing obyek) dalam fotografi diistilahkan dengan DOF (Depth Of Field). Jika saat memotret menggunakan bukaan diafragma dengan nilai besar, maka ruang ketajaman lebih luas dibandingkan dengan nilai bukaan diafragma kecil. Karena sekali lagi, bukaan nilai diafragma besar akan memberi kesempatan intensitas cahaya masuk ke kamera lebih besar.

3. ISO
ISO adalah suatu kepekaan CCD/film terhadap cahaya. Pada setiap kamera berbeda, dari mulai ISO 100 - 6500, dan seterusnya. Semakin besar nilai ISO pada saat memortet, semakin besar pula kamera dalam menyerap cahaya. Lalu kapan kita menggunakan ISO rendah ataupun ISO tinggi? Pada saat sobat mengambil gambar pada lokasi cahaya berlebih--seperti siang hari-- maka bisa mengambil ukuran ISO lebih rendah 100 atau 200 misalnya. Sebab jika sobat meninggikan nilai ISO-nya, seperti 600 ke atas, maka CCD/film akan menerima cahaya yang berlebihan pula, sehingga gambar yang dihasilkan over exposure. Sebaliknya jika memotret di ruangan yang minim cahaya, sobat menggunakan ISO dengan nilai kecil, misalnya 100 ke bawah, maka CCD/film tidak peka menerima cahaya (under exposure), sehingga gambar yang dihasilkan gelap.

Sobat semua pecinta fotografi, untuk bisa menghasilkan gambar bagus, tajam dan warnanya keluar maksimal, diperlukan latihan terus menerus. Sobat sampai di sini dulu Dukun Foto undur pamit. Semoga dapat ketemu pada artikel berikutnya. Tunggu ya, sobat.

23 August 2015

Tip dan Trik Terhindar Catering Nakal

Bagi pasangan calon penganten menunggu hari akan  berlangsungnya prosesi pernikahan sangatlah menggembirakan.Mereka akan membayangkan akan duduk di pelaminan bagaikan Raja-Ratu sehari. Semua mata memandang gembira kepadanya. Para tamu undangan baris mengantri untuk memberikan ucapan selamat. Tak terkecuali tamu special para sahabat yang datang  memberikan kejutan terkadang sulit dilupakan.

Namun apakah mereka membayangkan bagaimana menciptakan suasana yang bergembira itu bisa terwujud. Apakah suasana gembira itu begitu saja jadi bim salabim ada gedabra. Kalau itu yang ada dibenak mereka, ada baiknya meriset kembali pikiran kita. Apakah sesederhana itu untuk menciptakan heppy wedding? Jawabnya tidak. Mengapa? Karena banyak vendor yang harus kita libatkan, mulai dokumentasi, perias, gedung, hiburan, MC dan catering.

Ada banyak cara dan tips untuk mengetahui memilih catering yang baik, seperti:
1.Tanggal
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memesan tanggal kepada catering. Dalam hal ini jauhi catering pada tanggal yang sama mengalami over load, karena dikhawatirkan nantinya tidak bisa tampil maksimal alias keteteran. Mereka mencari provit keuntungan yang sebesar-besarnya. Meskipun biasanya pihak catering memberikan garansi bahwa tidak akan terjadi “kekacauan”.

2. Rekanan Gedung
Carilah informasi kepada catering, apakah dia rekanan dengan gedung yang anda pilih, karena kalau tidak, charge gedung akan dibebankan kepada  klien. Dan biasanya biaya charge gedung bisa melambung tinggi. Namun sebaliknya, jika bermitra dengan gedung, biaya charge bisa lebih murah

3. Reputasi Catering
Sebelum memilih vendor catering, cari tahu dulu informasi tentang track record perjalanan karirnya. Hal ini bisa diperoleh dari brosur-brosur yang mereka edarkan. Tapi ingat, mereka akan menampilkan brosur yang terbaik, dan acapkali antara isi brosur bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan.

Namun demikian, ada hal lain yang bisa dikerjakan untuk memperoleh informasi catering yang sedikit lebih baik. Pertama, memperoleh informasi dari teman, sahabat, keluarga, rekan kantor yang sebelumnya pernah memakainya. Tanyakan kelebihan dan kekurangannya, bagaimana pelayanannya. Kedua, kalau ada kesempatan untuk melirik di suatau event yang mereka gelar. Hal ini lebih bagus, karena kita bisa melihat langsung penampilan mereka.

4. Test Food
Agar tidak kecewa dalam hal rasa masakan, ada baiknya kita meminta test food, sehingga lidah kita bisa merasakan langsung bagaimana dahsyatnya kelezatan makanan yang mereka sajikan.
Dalam penyajian makanan ini ada dua tampilan, menurut yang saya amati selama ini. Pertama, catering yang kurang “kelas” biasanya cara penyajiannya asal-asalan. Mereka memakai kotak kardus untuk membungkus makanan yang akan di sajikan kepada anda. Kedua, catering yang menunjukan “kelasnya”. Mereka akan mengundang calon klien, ke tempatnya dengan sajian yang menarik seperti saat mereka tampil di gedung. Mereka akan menyajikan aneka masakan dan menu, aneka olahan gubukan, dan sajian minuman. Sungguh sangat berbeda jauh dengan penyajian makanan memakai kotak kardus.

Namun begitu rapi dan bagusnya yang ditampilkan oleh vendor catering, ada satu hal mendasar yang dipertanyakan, apakah mereka jujur dalam penyajian, apakah mereka tidak melakukan kecurangan dalam hal jumlah makanan atau minuman. Inilah pertanyaan yang sering dipertanyakan oleh klien. Sebab kalau mereka vendor itu tidak jujur, maka kacaulah acaranya. Belum lagi kita akan merasakan malu kepada para undangan yang tidak kebagian makanan atau minuman. Makanan habis, Pak! Wah, kacau!

Ada tanda-tanda awal yang harus kita kenali, agar terhindar dari praktek curang vendor catering, yaitu jika pihak catering menawarkan jasa sangat menggebu-gebu. Terlalu bersemangat dan tidak wajar. Bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi levelnya tingkat tinggi, manis, penuh rayuan—kalau tidak boleh dikatakan gombal. Biasanya kalau cara persuasive ini tidak berhasil, mereka akan menggunakan jurus kedua, yaitu menawarkan banyak bonus yang kalau dihitung-hitung tidak wajar juga.

Dalam hal penyajian—menurut pengalaman dan pantauan saya—vendor yang curang akan menempatkan menu makan secara terpisah-pisah. Misalnya: Anda membeli paket menu seharga Rp. 35.000,- per porsi dengan perolehan: nasi putih, nasi goreng, daging ayam, ikan kakap, daging sapi lada hitam, minuman, dan buah. Penyajian yang benar adalah semua perolehan porsi tadi disajikan dalam satu meja, namun bagi catering yang “nakal” mereka akan menyajikan pada dua meja yang berdeda. Misalanya: sajian pada meja satu ada Nasi goreng, nasi putih, daging ayam, dan daging sapi lada hitam. Sementara sajian daging ikan kakap akan ditempatkan pada sajian meja yang kedua. Jadi prinsipnya di pisah-pisah. Inilah trik mereka untuk mengurangi satu porsi olahan yaitu ikan kakap, sehingga kalau dilihat porsi item yang kita pesan tidak lengkap. Dan kalaupun ditanyakan pada vendor, mereka akan menjawab “diamankan dulu” agar tidak kehabisan ikan atau makanan, nanti dikeluarkan belakangan.

Hal lain lagi yang tidak kalah penting adalah mengecek kesediaan stok di dapur gedung. Tanyakan: apakah porsi yang disediakan cukup, mintalah penjelasan secara detail. Tentu saja hal ini dilakukan oleh salah satu pihak klien yang ditugasi untuk hal cek and ricek.

Rumusnya adalah: klien jujur dalam hal jumlah undangan,  kemudian ketemu dengan vendor yang terpercaya, maka akan menghasilkan acara yang sukses. Semoga.