05 September 2015

Berimajinasi Foto Model Professional

Apa kabar sobat pecinta fotografi. Tetap semangat? Yes!

Buat sobat yang sudah married, nih, pernahkah saat berlangsungnya pernikahan ada perasaan bahwa sobat  hari ini akan seperti raja dan ratu tampil cantik di atas singgasana pelaminan? Atau tampil seperti model cantik yang sedang dipotret oleh fotografer profesional di dalam studio? 

Secara umum memotret segala peristiwa dalam perkawinan sudah menjadi pekerjaan rutinitas fotografer. Namun pada sisi lain, menghadirkan deretan album foto dengan menampilkan pasangan pengantin seperti foto model bukanlah ide yang buruk. Ada nilai lebih bagus bahwa sebuah album foto bila disajikan dengan foto-foto clouse up akan menambah daya tarik penikmat foto. Album foto tampak lebih "hidup" dan menarik, tidak tampil monoton dan membosankan.

Foto yang baik itu bisa menampilkan subyek menjadi rileks enak dipandang. Menghadirkan foto sepasang pengantin merupakan usaha untuk memahami perasaan orang. Fotografer harus bisa mencapai itu, sehingga perlu meluangkan waktu sebelum hari H sebagai upaya membangun hubungan sinergis agar menghasilkan gambar yang enak dilihat. Pendekatan demikian dilakukan dalam sesi pemotretan "model sehari"  ini agar tidak salah persepsi, namun diharapkan ada jalinan komunikasi dua arah yang terbuka. Tugas fotografer adalah menampilkan sisi terbaik mereka. Dengan menjadi teman saat pemotretan bisa membuat mereka lebih santai dan bisa menampilkan jati diri mereka yang sebenarnya, sehingga ekspresinya  keluar secara alami dan spontan.


Dalam konteks di atas, memahami dalam bekerjasama dengan subyek merupakan "kewajiban" fotografer. Berbicara dan bersikap serta membuat perintah kepada subyek agar dilakukan secara halus, tidak kasar apalagi menyinggung perasaan subyek. Oleh karena itu, harus dipahami pula bahwa kegiatan pemotretan berkaitan dengan melibatkan tindakan fotografer meminta subyek untuk bergeser ke suatu spot yang dianggap bagus. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati, sopan dan bermartabat, sehingga tidak menimbulkan kesan mengontrol dan menginstrupsi tiap gerakan dalam pemotretan. Penguasaan mental fotografer terhadap subyek agar mereka menjadi lebih tenang merupakan cara yang tepat.

Menciptakan pose lebih santai dan nyaman merupakan gagasan cemerlang fotografer. Hal ini bisa dilakukan dengan menempatkan subyek ke posisi yang natural seperti, besandar di tembok, duduk di kursi, bergandengan tangan, memasukkan tangan ke dalam saku,  duduk di sofa sambil membaca majalah dan berbagai hal yang biasa dilakukan subyek sehari-hari. Cara ini akan lebih bisa menggali potensi sisi baik dari suatu subyek foto.

Menampilkan sisi baik itu berarti mengungkapkan kelebihan subyek untuk bisa "dijual" dalam menvisualisasikan dan menggambarkan kecantikannya. Dalam pandangan yang berbeda --dari sudut penampilan baik-- adalah tidak mengungkap dan mengekspose keburukan subyek, seperti memperlihatkan tubuh yang  pendek secara frontal dengan tidak dibarengi  sudut pengambilan gambar yang tepat. Menampilkan hidung yang pesek secara realitas, karena salah dalam posisi pemotretan. Kemudian memperlihatkan jerawat  secara jelas pada pipi subyek, karena terlalu detail dalam membuat foto clouse up. Memotret dagu menonjol tampak jelas --karena ada kesalahan dengan posisi lensa kamera yang lebih rendah-- sedangkan posisi wajah subyek sedang mendongak ke atas. Betapapun bagus teknik dalam menyajikan foto --dengan lighting, exposure, make up, gaun dan lokasi pemotretan-- kalau postur tubuh dan ekspresi subyek tampak menonjol menguasai ruangan foto-- pasti subyek foto tidak akan bisa menerima hasilnya.


Ada beberapa solusi agar bisa menghadirkan sebuah album foto perkawinan seperti model profesional:
  1. Ada keserasian antara busana, make up dan posing pemotretan.
  2. Pemilihan latar belakang yang mendukung penampilan subyek, seperti background abstrak.
  3. Hindari pose-pose yang terkesan tidak etis seperti kaki membuka lebar yang bisa mensugesti kotor pikiran orang, karena kapasitas fotografer sedang memotret sepasang pengantin yang harus bisa menampilkan kesopanan, keindahan dan art-photograhpy.

No comments:

Post a Comment