03 September 2015

Memahami Blitz dalam Fotografi

Halo semua pecinta fotografi, Sahabat DukunFoto yang Kreatif. Tetap semangat. OK?

Dalam dunia fotografi, setiap pemotretan selalu ada sumber cahaya utama. Pada pemotretan outdoor sumber cahaya utama adalah sinar matahari yang menerangi obyek sehingga detail teksturnya suatu benda tampak jelas. 

Sedangkan hasil pantulan sinar matahari terhadap obyek dianggap sebagai cahaya pengisi  fiil in light. Apabila obyek foto membelakangi cahaya matahari, maka pada bagian depan obyek akan terlihat gelap kurang cahaya yang disebut back light. Pada kondisi yang demikian diperlukan peran blitz sebagai cahaya pengisi untuk menerangi permukaan obyek.

Pada pemotretan studio, blitz bukan hanya sebagai sumber utama, melainkan bisa berfungsi sebagai cahaya pengisi misalnya cahaya aksen pada rambut. Di samping itu, blitz bisa digunakan sebagai background light, agar layar yang berwarna gelap-hitam bisa "memisahkan diri" dari warna baju atau rambut yang sama hitam obyek foto. Selain itu, blitz bisa berfungsi untuk menghapus bayangan pada background akibat kuatnya cahaya utama.

Penggunaan blitz sebagai cahaya pengisi dapat digunakan pada setiap pemotretan pada acara pernikahan yang sebagian besar dilakukan dalam ruangan yang minim cahaya. Namun demikian, untuk mendapatkan hasil yang alami dalam pemotretan bisa terlebih dahulu dilakukan pengukuran kekuatan cahaya ruangan dengan cara mengarahkan kamera pada titik suatu obyek. Pada light meter akan terlihat angka bukaan diafragma dan kecepatan rana tertentu. Pada ISO 100-200 mungkin pada bukaan diafragma terbesar pun hasil pemotretan masih menunjukkan gambar yang under exposure. Dengan ISO rendah ini, cahaya akan kelihatan normal kalau memakai kecepatan rana sangat rendah, misalnya 1/8 detik hanya saja foto yang dihasilkan kelihatan tidak tajam akibat gerakan kamera saat fotografer menekan tombol rana. 

Untuk bisa memotret dengan kecepatan rendah tanpa tripot diperlukan beberapa langkah, meskipun ini tidak baku karena tergantung kondisi cahaya ruangan yang berbeda.
  1. Posisikan ISO pada 400-800, meskipun gambar agak sedikit noise pada ukuran cetak besar. Namun demikian, foto liputan perkawinan (bukan pose) dicetak pada umumnya 4R, atau paling besar 20 x 25 cm.
  2. Pada ISO 400 bukaan diafragma disetting pada 2,8 dengan kecepatan rana 1/30 detik. Sedangkan jika memakai ISO 800, bukaan diafragma pada 3,5 dengan kecepatan rana 1/30.
  3. Tetapkan pengaturan blitz pada posisi mode manual dengan kekuatan sekitar 1/8.


Blitz bisa membekukan obyek foto. Benarkah?
Sobat, sebenarnya tidak banyak fotografer yang mengetahui, bahwa blitz bisa membekukan obyek. Ada suatu pengetahuan bahwa cahaya lampu kilat durasi menyalanya cuma sekitar 1/1000 detik. Dengan durasi yang sedemikian singkat--dalam pandangan umum-- pemotretan dengan blitz relatif tidak terpengaruh dengan kecepatan rana yang dipakai. Selama kecepatan rana masih di bawah kecepatan sinkron kamera (kecepatan sinkron tiap kamera bisa berbeda dan bisa dilihat di buku manualnya), pengaturan pencahayaan lampu kilat semata bertumpu pada bukaan diafragma.

Maka bila pada light meter muncul angka exposure yang normal pada bukaan lensa f 3.5 dan speed 1/30 detik, kuncilah perpaduan angka exposure tersebut pada pilihan manual (M) sambil menggunakan blitz yang kekuatan cahayanya berada di atas angka exposure sekitar satu stop. Dengan penggunaan blitz ke atas memakai kertas tebal sebagai pemantul cahayanya. Dengan cara demikian, gerakan obyek bisa dibekukan sementara latar belakang cukup terang karena cahaya alami ruangan tetap terekam dengan kecepatan rana lambat yang dipakai.

Berfungsi Sebagai Koreksi Warna!
Sobat semua. Pernahkah memotret pada suatu kondisi ruangan yang didominasi warna merah dan kuning emas? Bagaimana hasil foto sobat, gelap, kuning-merah bercampur, dan tidak tajam. Kalau jawaban ini benar, maka sebenarnya problem pemotretan seperti ini umum dialami oleh sebagian besar fotografer, termasuk DukunFoto sendiri pada awal menekuni foto wedding seperti itu. Sebenarnya suhu Kelvinnya warna di ruangan itu rendah, sehingga suasana yang terekam kekuningan. Maka diperlukan solusi yang tepat, yaitu dengan menggunakan lampu kilat dipadukan dengan pemilihan WB yang benar akan menghasilkan gambar dengan koreksi warna yang benar.

Ok, sobat tetap semangat! Selamat berkreasi.

No comments:

Post a Comment