30 August 2015

Mata Lensa Tidak Mampu Melukiskan Alam dan Manusia

Halo sobat pecinta fotografi, bakar kemalasan dengan tetap semangat!
Pada artikel ini Dukun Foto masih mengajak sobat semua mendalami dan mengarahkan bidikan kamera pada beberapa obyek lain seperti memotret bayi, manusia, binatang, matahari terbit dan terbenam.

Memotret Bayi
Kehadiran bayi pada keluarga merupakan sosok yang dinanti dan bisa memberi warna baru dalam kehidupan. Bayi merupakan obyek foto yang sering dipotret. Memortet bayi saat baru keluar dari rahim merupakan bagian kesenangan dari luapan kegembiraan orang tua. Namun mengabadikan gambar bayi bisa dilakukan ketika menunjukkan ekspresi seperti tertawa, menangis atau saat tatapan mata kosong-bengong dan melamun. Aneka ekspresi yang lucu ini bisa menjadi kenangan manis bayi untuk keluarga.

Memotret bayi bisa dikatakan gampang-susah, karena sering kali bayi tidak bisa diarahkan dan dikendalikan. Dalam konteks ini, pengambilan gambar bayi bisa diambil secara candid, suatu tindakan memotret yang tanpa direncanakan, mengalir mengikuti gerakan dan perilaku bayi. Hal ini tentu saja diperlukan kesabaran fotografer dalam menangkap momen dan ekspresi yang lucu-menggemaskan saat bayi beraksi. 

Penggunaan aneka sudut pandang pengambilan dan komposisi yang tepat juga merupakan variabel yang perlu diforrmulasikan agar hasil foto bisa sempurna. Pengkayaan hasil jepretan dari berbagai angle bisa menjadi pilihan baik untuk mensortir foto yang paling bagus. Selain pertimbangan angle dan komposisi, hal lain yang bisa ikut ambil peran dalam foto bayi yaitu penyelarasan dan pengaturan background. Pemilihan background dengan nuansa yang mendukung ekspresi bayi sangat diperlukan. Rasanya agak aneh kalau foto bayi dengan menggunakan latar belakang hutan belantara.

Memotret bayi lebih bagus menggunakan pencahayaan alami, karena kulit bayi terlihat lembut sesuai karakter kulitnya. Karena jika tidak hati-hati penggunaan lampu flash bisa menghasilkan kulit bayi seperti kulit orang dewasa kecoklatan. Pakaian yang dikenakan juga tidak boleh terlalu kontras. Pemotretan bayi identik dengan sesuatu yang lembut, kecuali ada tujuan khusus.

Manusia
Secara umum, yang banyak dilakukan oleh fotografer adalah memotret sesamanya. Alasannya adalah manusia merupakan obyek pemotretan yang dianggap paling menarik. Padahal kalau boleh jujur nih, manusia merupakan obyek paling susah diabadikan, karena pemotretannya melibatkan keahlian fotografer dalam menangkap karakter seseorang. Untuk sobat pecinta fotografi yang mulai belajar memotret manusia, pilihan teman dan keluarga sebagai ide yang tidak buruk.

Hal lain lagi kesulitan dalam menangkap ekspresi manusia  adalah saat ia berhadapan dengan kamera. Tugas fotografer adalah meyakinkan kepadanya agar tetap bersikap santai, nyaman dan berpose yang baik. Oleh karena itu, fotografer sebelum melakukan aksinya, perlu ada komunikasi yang intens dengan gaya bahaya yang bersahabat tidak menyinggung perasaan. Sobat, kayaknya lucu ya kalau kita sedang merayu orang, sementara kita menggunakan bahasa yang menakut-nakuti. Apa ada? "Mbak, kalau masih bersikap dan bergaya kaku seperti patung, bagaimana hasil foto bisa baik"? Sobat, ini sih mengancam dan menakuti, bukan membujuk. Nah, fotografer seperti ini, jelas mau mengajak perang. Apa ada ya?

Binatang
Memotret binatang tidak kalah sulit dengan memotret bayi, karena memang sulit diatur dan diarahkan sesuai kemauan fotografer. Bagaimana agar memotret binatang bisa menghasilkan gambar yang bagus. Pastikan perhatian binatang terfokus pada permainan yang disukai. Saat binatang sedang aktif berinteraksi dengan permainan, inilah waktu yang tepat untuk memotret dan setiting kamera pada fitur continuous shot, yang bisa menangkap gerakan binatang secara berurutan. Gunakan  kecepatan rana (shutter speed) tinggi agar bisa mengimbangi kecepatan gerakan binatang yang secara tak terduka terkadang melakukan gerakan spontan.

Mengambil obyek binatang dengan menggunakan lampu kilat tidak dianjurkan, karena bisa mengagetkan, takut dan memancing kemarahan. Kilatan blitz bisa membuat mata binatang kelihatan merah. Jika terpaksa menggunakannya, aktifkan mode red eye reduction.

Matahari Terabit dan Terbenam
4
Salah satu alasan sebagian besar pemotret--termasuk sobat yang pemula--suka memotret matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam (sunset) adalah karena "mudah" dilakukan. Faktor kesulitan dalam pengambilan penyinar dunia itu adalah kesiapan fotografer dalam menangkap moment yang tepat, karena matahari itu terbit dan terbenam waktunya cukup singkat. Ada hal yang perlu diperhatikan bagi penghobi foto matahari:
  1. Carilah tempat dan sudut pengambilan gambar yang bagus, agar hasil foto yang didapat bernuansa "hangat".
  2. Hitung dan pilih waktu yang tepat --setengah jam sebelum tenggelam dan sesudah matahari terbit--agar mendapat pencahayaan dan warna yang baik, yaitu warna keemasan.
  3. Gunakan lensa tele untuk mendapatkan gambar yang mendominasi bingkai.
  4. Atur komposisi yang serasi agar mendapatkan gambar yang indah.

Sobat sebenarnya masih banyak lagi obyek foto yang perlu ditulis, namun seakan tak pernah habis untuk diungkap. Boleh dikatakan bidikan kamera tidak akan mampu mengungkap tuntas, karena dimensi manusia dan bentangan alam ini sangat luas. Namun begitu sobat tetaplah membidik dan tetap semangat!

No comments:

Post a Comment