29 August 2015

Membidik Multi Obyek Foto

Halo sobat, bagaimana kabar semuanya. Masih sehatkan? Ok, tetap semangat!
Artikel ini merupakan bagian kedua dari artikel yang pernah Dukun Foto tulis sebelumnya "Memotret Berbagai Obyek". Memang membicarakan tentang obyek seakan tidak ada puasnya. Semua kehidupan dalam alam ciptaan Tuhan yang teramat indah ini dapat dijadikan "sasaran tembak" mata lensa kamera. Tergantung dari sisi pandangan fotografer, apakah bisa mengexplor secara tuntas dan detil atau hanya mengambang di permukaan dan tidak menarik serta membosankan lalu ditinggalkan dan terpuruk ke dalam tong sampah. 

Ok, sobat! Sebagai lanjutan dari memotret berbagai obyek, ada bidikan lain yang bisa dijadikan pengetahuan tambahan untuk lebih eksis menguasai aneka bidikan foto.

Human Interest
Secara umum, memotret human interest itu biasanya tak disengaja, tanpa adanya perencanaan. Hal yang demikian sah-sah saja, tanpa ada aturan yang mengikat--wah seperti bicara hukum saja ya sobat. Namun mari pandangan ini coba kita perluas  memotret kegiatan manusia dengan suatu perencanaan yang baik. Perencanaan ini meliputi penentuan lokasi obyek human interest, jenis kegiatan yang akan dipotret dan perizinan--jika diperlukan. Bahkan diadakan hunting spot agar penentuan lokasi didapat dengan tepat.

Tujuan perencanaan pemotretan kegiatan manusia ini agar fotografer bisa menangkap ekspresi secara alami tanpa ada arahan dan setingan dari orang lain. Misalnya memotret seorang kakek pencari kayu bakar di pinggiran hutan desa, lalu menjualnya ke pasar hanya sekedar untuk mempertahankan hidupnya. Seorang fotografer harus bisa menangkap moment yang tepat dari kegiatan kakek ini dengan cara membidikan lensanya secara sembunyi-sembunyi. Di samping itu, fotografer harus bisa menghadirkan gambar dari angle yang berbeda, sehingga lebih bisa memberi pilihan gambar yang beraneka.

Memotret Makro
Membidik obyek makro membutuhkan jarak lensa dan obyek yang cukup dekat. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka diperlukan kamera digital yang pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas makro. Fotografer bisa memanfaatkan untuk memotret obyek yang kecil seperti serangga. Kejelian dan kepekaan intuisi fotografer dalam menangkap momen yang baik terhadap suatu obyek sangat membantu dalam menghadirkan gambar yang fokus dan warna yang kontras.

Meskipun foto makro menfokuskan pada faktor kedetilan obyek, namun pemotretannya harus juga mempertimbangkan faktor komposisi dan kedalaman ruang tajam (DOF, Depth Of Field) agar tampilan foto lebih menarik. 

Pada foto makro yang mengharuskan diambil dari jarak dekat, maka sudah barang tentu background dari obyek utama menjadi buram, ngeblur.

Still Life
Yang dimaksud foto still life adalah karya foto dengan obyek benda-benda mati, seperti patung, boneka, mainan, produk makanan dan sebagainya. Pilihan untuk memotret obyek stiil life ini tergantung selera fotografer, karena foto jenis ini lebih menyuguhkan pada nilai seni dibandingkan dengan kualitas fotonya. Namun demikian, perlu juga mempertimbangkan sudut pengambilan dan penataan lighting yang akurat. Pencahayaan  foto bisa dilakukan dengan cara mengatur jatuhnya sinar dengan menggeser atau memutar obyek sampai didapat pencahayaan yang tepat.

Malakukan pemotretan stiil life dilakukan secara ourdoor bisa memanfaatkan cahaya alami matahari dan waktu yang baik pada bagi hari tidak melebih jam 09:00 sedangkan waktu sore tidak melebihi pukul 17.00. Namun jika pemotretan dilakukan di dalam ruangan dengan memanfaatkan cahaya matahari, maka tempatkan benda yang akan difoto dekat jendela. Dengan demikian obyek akan mendapatkan sinar lembut dari samping jendela. 

Biasanya cara yang demikian akan menghasilkan gambar sempurna, karena bayangan obyek yang dihasilkan dari sinar samping jendela akan memberikan efek bayangan yang dramatis.

Sedangkan apabila mengadakan pemotretan dalam ruangan yang tidak didukung dengan cahaya yang cukup, maka langkah bijak yang harus ditempuh dengan menempatkan lampu duduk. Cahaya ini seringkali menghasilkan foto yang lebih baik daripada cahaya lampu kilat, karena sebaran sinarnya lebih terfokus pada satu titik suatu benda dan tak jarang menimbulkan bias dan ngepler.

Foto obyek benda mati membutuhkan pencahayaan yang baik. Oleh karena itu, fotografer harus memilih dengan pencahayaan manual serta bracketing untuk mendapatkan pencahayaan yang akurat. Untuk kamera yang berkompensasi pencahayaan, naikkan sebanyak satu hingga dua stop atau bisa dilakukan pengaturan kamera pada AEB--mode Auto Exposure Bracketing. Mode ini memungkinkan kamera memotret obyek sebanyak tiga kali secara kontinu dengan pencahayaan berbeda.

Dililhat dari keperluannya, foto stiil life bisa dipergunakan untuk berbagai kepentingan komersial maupun nonkomersial. Khusus untuk keperluan komersial, fotografer harus menghadirkan konsep yang baik dan diintegrasikan dengan keinginan klien, sehingga memiliki nilai jual dan menjadi sarana promosi yang menguntungkan klien. Dalam konteks ini, seorang fotografer produk misalnya, harus memahami teknik fotografi secara sempurna yang dipadukan dengan nilai seni yang tinggi.

Sobat semua pecinta fotografi, tetap semangat semoga menginspirasi.

No comments:

Post a Comment