23 August 2015

Tip dan Trik Terhindar Catering Nakal

Bagi pasangan calon penganten menunggu hari akan  berlangsungnya prosesi pernikahan sangatlah menggembirakan.Mereka akan membayangkan akan duduk di pelaminan bagaikan Raja-Ratu sehari. Semua mata memandang gembira kepadanya. Para tamu undangan baris mengantri untuk memberikan ucapan selamat. Tak terkecuali tamu special para sahabat yang datang  memberikan kejutan terkadang sulit dilupakan.

Namun apakah mereka membayangkan bagaimana menciptakan suasana yang bergembira itu bisa terwujud. Apakah suasana gembira itu begitu saja jadi bim salabim ada gedabra. Kalau itu yang ada dibenak mereka, ada baiknya meriset kembali pikiran kita. Apakah sesederhana itu untuk menciptakan heppy wedding? Jawabnya tidak. Mengapa? Karena banyak vendor yang harus kita libatkan, mulai dokumentasi, perias, gedung, hiburan, MC dan catering.

Ada banyak cara dan tips untuk mengetahui memilih catering yang baik, seperti:
1.Tanggal
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memesan tanggal kepada catering. Dalam hal ini jauhi catering pada tanggal yang sama mengalami over load, karena dikhawatirkan nantinya tidak bisa tampil maksimal alias keteteran. Mereka mencari provit keuntungan yang sebesar-besarnya. Meskipun biasanya pihak catering memberikan garansi bahwa tidak akan terjadi “kekacauan”.

2. Rekanan Gedung
Carilah informasi kepada catering, apakah dia rekanan dengan gedung yang anda pilih, karena kalau tidak, charge gedung akan dibebankan kepada  klien. Dan biasanya biaya charge gedung bisa melambung tinggi. Namun sebaliknya, jika bermitra dengan gedung, biaya charge bisa lebih murah

3. Reputasi Catering
Sebelum memilih vendor catering, cari tahu dulu informasi tentang track record perjalanan karirnya. Hal ini bisa diperoleh dari brosur-brosur yang mereka edarkan. Tapi ingat, mereka akan menampilkan brosur yang terbaik, dan acapkali antara isi brosur bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan.

Namun demikian, ada hal lain yang bisa dikerjakan untuk memperoleh informasi catering yang sedikit lebih baik. Pertama, memperoleh informasi dari teman, sahabat, keluarga, rekan kantor yang sebelumnya pernah memakainya. Tanyakan kelebihan dan kekurangannya, bagaimana pelayanannya. Kedua, kalau ada kesempatan untuk melirik di suatau event yang mereka gelar. Hal ini lebih bagus, karena kita bisa melihat langsung penampilan mereka.

4. Test Food
Agar tidak kecewa dalam hal rasa masakan, ada baiknya kita meminta test food, sehingga lidah kita bisa merasakan langsung bagaimana dahsyatnya kelezatan makanan yang mereka sajikan.
Dalam penyajian makanan ini ada dua tampilan, menurut yang saya amati selama ini. Pertama, catering yang kurang “kelas” biasanya cara penyajiannya asal-asalan. Mereka memakai kotak kardus untuk membungkus makanan yang akan di sajikan kepada anda. Kedua, catering yang menunjukan “kelasnya”. Mereka akan mengundang calon klien, ke tempatnya dengan sajian yang menarik seperti saat mereka tampil di gedung. Mereka akan menyajikan aneka masakan dan menu, aneka olahan gubukan, dan sajian minuman. Sungguh sangat berbeda jauh dengan penyajian makanan memakai kotak kardus.

Namun begitu rapi dan bagusnya yang ditampilkan oleh vendor catering, ada satu hal mendasar yang dipertanyakan, apakah mereka jujur dalam penyajian, apakah mereka tidak melakukan kecurangan dalam hal jumlah makanan atau minuman. Inilah pertanyaan yang sering dipertanyakan oleh klien. Sebab kalau mereka vendor itu tidak jujur, maka kacaulah acaranya. Belum lagi kita akan merasakan malu kepada para undangan yang tidak kebagian makanan atau minuman. Makanan habis, Pak! Wah, kacau!

Ada tanda-tanda awal yang harus kita kenali, agar terhindar dari praktek curang vendor catering, yaitu jika pihak catering menawarkan jasa sangat menggebu-gebu. Terlalu bersemangat dan tidak wajar. Bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi levelnya tingkat tinggi, manis, penuh rayuan—kalau tidak boleh dikatakan gombal. Biasanya kalau cara persuasive ini tidak berhasil, mereka akan menggunakan jurus kedua, yaitu menawarkan banyak bonus yang kalau dihitung-hitung tidak wajar juga.

Dalam hal penyajian—menurut pengalaman dan pantauan saya—vendor yang curang akan menempatkan menu makan secara terpisah-pisah. Misalnya: Anda membeli paket menu seharga Rp. 35.000,- per porsi dengan perolehan: nasi putih, nasi goreng, daging ayam, ikan kakap, daging sapi lada hitam, minuman, dan buah. Penyajian yang benar adalah semua perolehan porsi tadi disajikan dalam satu meja, namun bagi catering yang “nakal” mereka akan menyajikan pada dua meja yang berdeda. Misalanya: sajian pada meja satu ada Nasi goreng, nasi putih, daging ayam, dan daging sapi lada hitam. Sementara sajian daging ikan kakap akan ditempatkan pada sajian meja yang kedua. Jadi prinsipnya di pisah-pisah. Inilah trik mereka untuk mengurangi satu porsi olahan yaitu ikan kakap, sehingga kalau dilihat porsi item yang kita pesan tidak lengkap. Dan kalaupun ditanyakan pada vendor, mereka akan menjawab “diamankan dulu” agar tidak kehabisan ikan atau makanan, nanti dikeluarkan belakangan.

Hal lain lagi yang tidak kalah penting adalah mengecek kesediaan stok di dapur gedung. Tanyakan: apakah porsi yang disediakan cukup, mintalah penjelasan secara detail. Tentu saja hal ini dilakukan oleh salah satu pihak klien yang ditugasi untuk hal cek and ricek.

Rumusnya adalah: klien jujur dalam hal jumlah undangan,  kemudian ketemu dengan vendor yang terpercaya, maka akan menghasilkan acara yang sukses. Semoga.

No comments:

Post a Comment